Kamis, 21 Februari 2013

PERTANIAN SISTEM KERJA LAKU


Salah satu pendekatan pembangunan dapat di lakukan dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, pekebun dan peternak beserta keluarganya,dan salah satu cara peningkatan kualitas Sumber daya manusia,dapat di upayakan melalui penyuluhan pertanian.
    Sejak tahun 1996 penyuluhan pertanian menggunakan pendekatan latihan dan kunjungan (LAKU), dengan sistem dimaksud sangat efektif dalam peningkatan pengetahuan sikap dan keterampilan petani sehingga pada tahun 1984 Indonesia dapat mencapai swasembada beras.
  Penyuluhan pertanian mengalami keterpurukan setelah pengelolaan penyuluh dilanjutkan ke pemerintah daerah karena pola pengawasan dan pembinaan para penyuluh terabaikan yang mengakibatkan kinerja para penyuluh pertanian menurun tajam.
    Dalam rangka mengurangi kemiskinan dan pengangguran serta peningkatan daya saing ekonomi nasional serta menjaga kelestarian sumber daya pertanian perikanan dan kehutanan,Presiden RI pada tangggal 11 Juni 2005 telah mencanangkan Revitalisasi pertanian,perikanan dan kehutanan.
    Sistem LAKU ini dapat diterapkan kembali melalui pendekatan penyuluhan dengan cara memberikan pelayanan,nasehat serta pemecahan cara berusahatani para petani dengan jalan memodifikasi sesuai dengan kondisi dan kebijaksanaan yang ada.

Keuntungan sistem LAKU antara lain :
  1. Penyuluh pertanian memiliki rencana kerja dalam setahun
  2. Penyuluh pertanian mengunjungi petani secara teratur,terarah dan berkelanjutan
  3. Penyuluh pertanian dapat dilakukan melalui pendekatan kelompok
  4. Penyuluh pertanian cepat mengetahui masalah yang terjadi dipetani sehingga pemecahan cepat
  5. Secara teratur mendapat tambahan pengetahuan/kecakapannnya,sikap dan keterampilan
  6. Mendapatkan supervisi dan pengawasan secara teratur
    Sistem LAKU diharapakan meningkatkan motivasi penyuluh pertanian dalam melaksanakan fungsinya sebagai pembimbing dan pendamping petani dalam melaksanakan kegiatan usahataninya untuk lebih baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas serta menigkatkan pendapatan para petani.
    Dalam system kerja LAKU latihan bagi penyuluh pertanian diselenggarakan di BPP atau tempat lain dengan jadual sekali dalam 2 (dua) minggu. Latihan tersebut diselenggarakan secara teratur, terarah dan berkelanjutan. Proses latihan (belajar mengajar) difasilitasi oleh penyuluh pertanian yang menguasai materi, dan dapat juga dilakukan oleh tenaga ahli dari lembaga lainnya.
.Penyelenggaraan pelatihan bertujuan untuk :
  • Mendapatkan berbagai informasi yang berkaitan dengan pembangunan pertanian
  • Meningkatkan pengetahuan,sikap dan keterampilan penyuluh pertanian, baik teori maupun praktek
  • Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis dan memecahkan permasahan ditingkat lapangan
  • Meningkatkan kemampuan penyuluh pertanian dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan penyuluhan pertanian
    Sedangkan prinsip-perinsip pelatihan yang digunakan dalam penyelenggaraan pelatihan adalah sebagai berikut :
a). Teratur, terarah dan berkelanjutan,
b). Topik latihan harus aktual, faktual sesuai dengan keperluan yang dibutuhkan oleh petani,
c). Pembahasan materi harus mendalam,
d). Latihan mencakup teori dan praktik,
e). Latihan  harus dapat memecahkan permasalahan teknis dilapangan yang sedang dihadapi oleh petani,
f). Pelatih harus menguasai materi dan metode yang digunakan,
g). Pelatihan menggunakan metode partisipatif,
h). Pelatihan dilaksanakan sesuai jadual yang ada.
    Adapun materi pelatihan  disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan usahatani dilapangan dimana materinya seperti :
a. Berupa program-program pembangunan yang sedang dan akan dikembangkan untuk daerah yang bersangkutan,
b. Materi yang diberikan sifatnya membantu para penyuluh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi ditingkat lapangan,
c. Materi pelatihan dilengkapi  dengan silabus, kurikulum termasuk TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
    Kunjungan penyuluh pertanian kepada kelompok tani dilakukan selama 4 (empat) hari kerja dalam seminggu. Setiap penyuluh membina 8 hingga 16 kelompoktani dan dijadualkan mengunjungi setiap kelompok sekali dalam 2 (dua) minggu. Dengan kunjungan kerja ini diharapkan seorang penyuluh pertanian dapat mempengaruhi 100 orang petani per kelompoktani.
Tujuan dilaksanakan kunjungan kerja adalah :
-    Menyampaikan informasi dan teknologi baru kepada petani
-    Memfasilitasi proses belajar mengajar para petani
-    Mendampingi dalam menyusun RDKK ( Rencana Difinitif Kebutuhan Kelompok)
-    Membimbing untuk menerapkan teknologi Usahatani
- Pemeriksaan lapangan dilakukan bersama-sama petani untuk mengetahui permasalahan  yang terjadi dilapangan
  • Membantu memecahkan permasalahan teknis maupun non teknis yang dihadapi oleh para petani
  • Menampung permasalahan yang tidak dapat dipecahkan pada waktu kunjungan untuk diangkat dalam pertemuan di tingkat BPP
Prinsip-prinsip pelaksanaan kunjungan adalah :
  • Teratur,terarah dan berkelanjutan
  • Kunjungan dilakukan melalui pendekatan kelompok
  • Pertemuan dapat dilakukan disaung petani, rumah ketua kelompok, atau tempat lain yang telah disepakati oleh anggota kelompok yang dipimpin oleh ketua kelompok, sedangkan penyuluh sebagai fasilitator dalam pemecahan masalah Usahatani yang dihadapi para petani
  • Materi penyuluhan disesuaikan dengan keadaan usahatani petani
    Setiap penyuluh pertanian akan mengunjungi 4 sampai 8 kelompoktani per minggu sesuai dengan rencana kerja penyuluh, sedangkan waktu dan tempat pertemuan disepakati bersama antara penyuluh pertanian dengan kelompoktani,sehingga penyuluh pertanian dapat mengunjungi kelompoktani secara teratur. Saat ini sedang digalakkan pembentukan gabungan kelompoktani (GAPOKTAN), yang mana nantinya para penyuluh untuk memudahkan kunjungannnya, juga Instansi Pemerintah lainnya didalam penyaluran bantuan baik yang sifatnya bergulir maupun Hibah dapat melalui Gapoktan-Gapoktan yang ada karena diharapkan semua Gapoktan yang ada sudah berbadan hukum.
    Untuk mengupayakan dan mengatasi kesulitan system LAKU atau sekarang yang dikenal dengan LAKUSI ( Latihan Kunjungan dan Suvervisi ) didalam mencapai tujuan maka perlu dikombinasikan dengan Model penyuluhan lainnya seperti system penyuluhan Partisipatif yang didampingi dengan Sekolah Lapang.